• Media Consumption & Trends
  • Understanding Consumers

Bagaimana Konsumen di Asia Tenggara Bereaksi terhadap Pandemi

Team InMobi
Team InMobi
5 min read
Posted on May 06, 2020
Bagaimana Konsumen di Asia Tenggara Bereaksi terhadap Pandemi

COVID-19 telah mengejutkan dunia dan menciptakan masa-masa terburuk di sebagian besar negara di dunia. Di InMobi, kami menggali platform Audience Intelligent kami menggunakan sinyal data dan poligon lokasi yang kami set up di lebih dari 66.000 lokasi di Asia Tenggara untuk mengumpulkan wawasan tentang bagaimana konsumen merespons krisis ini di Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia. Kami juga melakukan survei konsumen untuk sampel sejumlah 1056 pengguna smartphone dari 24 hingga 28 Maret di Indonesia untuk mendapatkan insight konsumer yang akurat dan realistis tentang krisis saat ini dengan keterangan korespondensi lengkap sebagai berikut:

  1. Tingkat kesadaran masyarakat tentang pandemi
  2. Tantangan yang dihadapi oleh orang Indonesia selama krisis
  3. Tren langkah kaki pelanggan di tempat-tempat umum yang menarik
  4. Perubahan konsumsi aplikasi seluler di berbagai kategori

 

Bagaimana Orang Indonesia Menanggapi Krisis

Kurangnya Kesadaran tentang COVID-19 di Indonesia

Karena orang tetap dibanjiri informasi yang salah, tingkat kesadaran tentang COVID-19 sangat rendah di Indonesia. Sementara itu, 80% responden tidak mengetahui asal-usul Coronavirus, 40% berpendapat bahwa ini adalah eksperimen bio-medis yang salah antara AS dan Cina. 4 dari 10 responden berpikir pasar basah Wuhan atau konsumsi sup kelelawar bertanggung jawab atas sumber virus. Di tengah pandemi, sangat penting untuk mengikuti jarak sosial untuk menahan penyebaran virus lebih lanjut, tetapi hanya 60% dari warga negara yang menganggap serius jarak sosial di Indonesia.

Hanya 14% yang dapat dengan tepat mengidentifikasi dua gejala utama penyakit ini. 80% dari responden tidak dapat mengidentifikasi empat tindakan pencegahan yang ditetapkan oleh WHO, yaitu social distancing, mencuci tangan, membersihkan dan menutup mulut saat batuk dan bersin.

Tantangan yang dihadapi oleh orang Indonesia selama COVID-19

Di tengah krisis, karena perubahan mendadak yang muncul, responden menghadapi kesulitan dalam pengadaan kebutuhan pokok sehari-hari dan mengelola pekerjaan. Dengan sekolah ditutup, 23% responden menemukan keseimbangan antara merawat anak-anak dan pergi ke kantor. 35% responden menghadapi tantangan dalam pembelian sabun pencuci tangan dan handsanitizers pada saat-saat penting ketika kebersihan pribadi dan masyarakat sangat penting. 12% menghadapi kesulitan dalam mencari pasokan makanan.

Perubahan Preferensi Gaya Hidup dan Belanja di Indonesia

Di tengah pembatasan gerakan fisik, orang Indonesia dengan cepat beradaptasi dengan realitas baru dengan lebih fokus pada aktivitas online. 24% responden menimbun kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan selama sebulan atau lebih. 77% responden memilih produk perawatan pribadi di mana kemampuan membunuh kuman lebih disukai daripada harganya. 32% responden telah benar-benar menghentikan atau membatasi konsumsi makan di luar atau memesan dan memilih makanan rumahan. Terlepas dari tantangan yang dihadapi dalam sumber pasokan makanan, hanya 6% responden yang menggunakan aplikasi online untuk memesan makanan. Karena 60% responden mempraktikkan social distancing, tempat perbelanjaan / mal mengalami penurunan 20% kedatangan customer, dan 15% penurunan pada kedatangan bioskop.

 

Pergeseran Perilaku Konsumen di Asia Tenggara

Lonjakan Kedatangan di Pusat Layanan Kesehatan dan Supermarket

Sementara pusat-pusat hiburan seperti mal dan teater bioskop mengalami penurunan kedatangan customers, tempat-tempat darurat seperti Rumah Sakit dan supermarket mengalami lonjakan kedatangan customers. Rumah sakit mengalami peningkatan sebanyak 410%, 105% dan 80% masing-masing di Malaysia, Singapura dan Filipina.

Supermarket melihat lonjakan 30% di Singapura, 10% di Filipina dan 148% lonjakan di Malaysia di mana orang tampaknya mencari untuk menimbun bahan makanan penting dan perlengkapan perawatan pribadi.

Orang Beralih ke Aplikasi Seluler untuk Mengurangi Stres

Ketika orang-orang berada di rumah, mereka beralih ke ponsel sebagai sumber hiburan dan untuk menghilangkan stres. Aplikasi pengeditan gambar dan video, aplikasi Buku, Media Sosial dan Permainan adalah penghilang stres utama bagi konsumen di seluruh Asia Tenggara. Penggunaan aplikasi perjalanan (pelacakan penerbangan, penjadwalan ulang tiket, dan pembatalan) tumbuh sebesar 586% dengan orang yang mencoba melacak atau menjadwal ulang rencana perjalanan mereka di tengah-tengah lockdown di Indonesia. Aplikasi komunikasi mengalami lonjakan 900% sementara aplikasi buku dan komik mengalami lonjakan 200% di Malaysia.

Saat kita beradaptasi untuk menghadapi krisis ini, kebiasaan belanja konsumen dan konsumsi media mereka terdapat perubahan yang besar. Untuk membantu para marketers dan publisher menavigasi situasi yang berkembang ini dengan lebih baik, kami melakukan bagian dengan menyediakan data terbaru dan insight tentang tren yang berkembang pesat dalam lanskap media digital.

Lihatlah laporan lengkap tentang perilaku konsumen di tengah COVID-19 di Asia Tenggara dan di Indonesia. Atau, kunjungi halaman Global InMobi COVID-19 untuk menjelajahi audience intelligence kami tentang laporan perilaku konsumen selama COVID-19 di India, Australia,dan di seluruh dunia.

Metodologi Survei: Survei ini dilakukan pada platform InMobi Pulse. 60% responden survei adalah pria dan 40% wanita. 62% responden survei berasal dari Gen Z (di bawah usia 24 tahun, 17% adalah generasi Millenial yang berusia antara 25 hingga 34 tahun dan 21% adalah generasi Baby boomer (di atas usia 35 tahun). Di luar responden survei, 71% lajang sedangkan 29% menikah, yang menunjukkan keragaman penonton yang dibahas InMobi untuk mendapatkan spektrum tanggapan yang luas.

Stay Up to Date

Register to our blog updates newsletter to receive the latest content in your inbox.